6. Persiapan mental
Saat hiking, terkadang pendaki gunung dihadapkan dengan situasi di luar keinginan. Maka dari itu, untuk menghindari frustasi dan rasa stres ketika naik gunung, Anda harus mempersiapkan mental. Anggap saja latihan pendewasaan diri untuk menghadapi kehidupan nyata yang terkadang tidak dapat ditebak.7. Pengurusan surat izin Hiking
Jika gunung yang akan dijelajahi adalah gunung yang dilindungi negara, maka pastikan tim Anda mengantongi surat izin masuk kawasan dari pihak berwenang. Dan jangan lupa meminta izin kepada orang di rumah, dan orang tua terutama jika Anda masih di bawah umur. Pengurusan izin terdengar remeh, tapi sangat penting terutama jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, misalnya Anda terpisah dari rombongan di perjalanan. Tapi ini hanya contoh, semoga tidak terjadi kepada Anda dan tim, aamiin.8. Persiapan waktu
Sebaiknya jadwal naik gunung dipersiapkan lebih dini. Pertama, agar Anda memiliki waktu yang lebih lega dan tidak terburu-buru dalam mempersiapkan ini-dan-itu (lihat poin 1-7). Kedua, membiasakan diri merencanakan segala sesuatu lebih matang. Perencanaan hiking yang lebih awal dan matang dapat mencegah jadwal hiking bentrok dengan jadwal lain. Tetapkan prioritas dan Anda bisa lebih fokus menyelesaikan pekerjaan sebelum tanggal naik gunung tersebut. Jadi secara tidak langsung jadwal naik gunung dapat memacu untuk lebih produktif. Selain itu memilih waktu yang tepat dapat membantu menentukan barang bawaan apa yang sebaiknya ditambah atau dikurangi untuk menyesuaikan keadaan lingkungan di gunung yang dituju.9. Persiapan tim
Saat pemula melakukan kegiatan hiking, hindari hiking sendirian. Pastikan Anda mengajak setidaknya satu atau dua orang teman yang mengerti medan atau berpengalaman hiking sebelumnya, dan bentuklah tim. Membentuk tim dapat memotivasi Anda, meningkatkan kerjasama dan sosialisasi, saling mengingatkan persiapan yang perlu dilakukan dan mempermudah dalam proses persiapan perlengkapan.Dalam satu tim, saat hiking dilakukan perlu dilakukan pembagian tugas seperti ketua, pioneer, medis, dan sweeper. Ketua tim adalah pemimpin yang mengambil keputusan. Sebaiknya ketua tim adalah orang yang berpengalaman dalam memimpin, tidak egois, dan memiliki wibawa. Ketua tim dapat merangkap pioneer, terutama jika tahu medan. Tapi jika ketua tim belum/tidak mengetahui medan, maka pioneer tidak diserahkan kepada ketua tim, melainkan kepada orang yang lebih berpengalaman, atau sherpa (penunjuk jalan).
Medis adalah anggota tim yang memahami penggunaan obat-obatan. Obat-obat umum sebaiknya dibawa oleh medis sehingga tidak kebingungan mencari obat ketika ada yang sakit. Tapi perlu diingat bahwa setiap anggota kelompok tetap harus membawa obat-obat pribadi, terutama untuk kepentingan sendiri (seperti yang sudah dijelaskan pada poin 4).
Sweeper adalah anggota tim yang berjalan di belakang, gunanya untuk memastikan bahwa semua anggota tim tidak terpisah. Sebaiknya sweeper memiliki motivasi tinggi dan dapat memotivasi teman yang bergerak lambat.
10. Menghayati Proses Pendakian Gunung/Hiking
Last but not least. Salah satu alasan Anda hiking pasti untuk menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan. Oleh karena itu Anda yang mungkin baru di kegiatan hiking harus menghayati prinsip para pencinta alam berikut, yaitu: jangan ambil apapun kecuali gambar/foto, jangan tinggalkan apapun kecuali jejak, dan jangan kejar apapun kecuali waktu.Ketiga prinsip tersebut perlu ditekankan pada Anda yang melakukan hiking, apapun motivasi utama Anda. Poin kedua misalnya, sebenarnya sangat mudah. Sayangnya masih saja banyak pendaki gunung yang tidak peduli sehingga merusak gunung yang pernah mereka nikmati. Agar tidak menjadi pendaki gunung yang tidak tahu diri, maka Anda harus peduli. Caranya mudah, yaitu dengan menyiapkan kantong sampah besar untuk mengumpulkan sampah, terutama sampah plastik dan kaca.
Demikian beberapa tips yang penting untuk diperhatikan oleh para pendaki gunung, terutama para pendaki gunung pemula. Semoga bermanfaat!
Sebelumnya
Baca juga: