logo blog
Selamat Datang Di Blog Kompi Males
Terima kasih atas kunjungan Anda di blog Kompi Males,
semoga apa yang saya share di sini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang bisa berguna untuk orang banyak.

Perbedaan Psikopat dan Sosiopat

Psycopath adalah istilah yang umum digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang memiliki gangguan kejiwaan dan berpotensi melakukan tindakan brutal seperti pembunuhan berantai, apakah benar demikian?

Bagaimana dengan istilah Sociopath? Pernah dengar? Penggemar serial Sherlock Holmes-nya Benedict Cumberbach tentu pernah dengar istilah ini, tapi apakah yang dimaksud dengan Sociopath tersebut? Apa hubungannya dengan Psycopath?

Psycopath (Ind: Psikopat) dan Sociopath (Ind: Sosiopat) adalah terminologi yang digunakan Psikiatrik untuk menyebut gangguan kepribadian antisosial, namun pada saat ini, kedua istilah tersebut tidak dibedakan secara jelas dalam literatur-literatur psikologi. Sebenarnya secara umum, psikopat dan sosiopat memiliki beberapa perbedaan.

Dua kepribadian tersebut memiliki kecendrungan untuk mengabaikan hak dan keselamatan orang lain, melakukan penipuan dan manipulasi. Berbeda dengan pendapat yang umum di masyarakat, keduanya tidak selalu berhubungan dengan kekerasan. Fitur sama yang umum ditemui pada psikopat dan sosiopat adalah gejala gangguan kepribadian antisosial. Seseorang dapat dikatakan mengalami gangguan kepribadian antisosial jika dia memiliki tiga dari ciri-ciri berikut:
  • Sering melanggar hukum
  • Terus berbohong dan menipu orang lain
  • Impulsif dan tidak berencana untuk masa depan
  • Rentan terhadap pertengkaran dan agresif
  • Kurang memperhatikan keselamatan orang lain
  • Kurang bertanggung jawab
  • Tidak merasa bersalah atau menyesal
Gejalan-gejala tersebut dimulai sebelum usia 15 tahun, pada saat dewasa dia bisa menjadi penderita gangguan tersebut.

Karakter Psikopat

Para peneliti bidang psikologi percaya bahwa seorang psikopat cenderung dilahirkan atau berhubungan dengan faktor genetik, dan mungkin berkaitan dengan fisiologi otak yang berbeda dengan normalnya. Penelitian menunjukkan bahwa psikopat memiliki komponen otak yang kurang berkembang dengan baik pada bagian yang mengatur emosi dan kontrol impuls.

Pada umumnya psikopat mengalami kesulitan dalam membuat gambaran tentang kondisi emosional orang lain. Biasanya mereka membangun hubungan yang "dibuat-buat" dan dirancang sedemikian rupa sehingga bisa mendatangkan keuntungan yang banyak untuk dirinya. Orang lain dianggap sebagai pion yang digunakan untuk mencapai tujuannya. Psikopat jarang merasa bersalah atas apa yang dilakukannya dan tidak perduli berapa banyak orang yang disakitinya.

Namun seringkali seorang psikopat terlihat ramah dan hangat terhadap orang lain dan tampak dapat di percaya, memegang tanggung jawab dengan baik. Bahkan beberapa dari mereka bisa memiliki kehidupan keluarga dan tampak bahagia membangun hubungan dengan pasangannya.

Jika seorang psikopat terlibat tindak kriminal, mereka cenderung melakukannya dengan cara yang rapi untuk meminimalkan resiko tertangkap dan mempersiapkan rencana cadangan untuk setiap kemungkinan.

Karakter Sosiopat

Ilmuan percaya bahwa sosiopat cenderung terbentuk oleh pengaruh lingkungan, seperti ekspos terhadap kekerasan fisik dan emosi serta trauma masa kecil. Secara umum, sosiopat cenderung berprilaku lebih impulsif dan tidak menentu daripada seorang psikopat. Sementara memiliki kesulitan untuk membangun ikatan dengan orang lain, seorang sosiopat mungkin bisa membentuk ikatan dengan seseorang atau sekelompok orang yang sepaham dengannya. Tidak seperti psikopat, kebanyakan sosipat tidak dapat memegang pekerjaan atau membangun rumah tangga untuk waktu yang lama.

Saat seorang sosiopat terlibat dalam sebuah tindak kriminal, kemungkinan besar mereka melakukannya secara tidak sengaja dan tanpa rencana, tanpa memperhitungkan akibat yang akan muncul dari perbuatannya. Mereka bisa menjadi mudah marah atau gelisah, kadangkala berujung pada tindak kekerasan. Perilaku seperti ini membuat mereka lebih mudah untuk ditangkap.

Mana yang lebih berbahaya?

Baik psikopat mauapun sosiopat berpotensi untuk menyebabkan bahaya kepada lingkungannya, karena mereka bisa menjalani hidup mereka dengan tampak normal sementara berusaha menghadapi gangguan mental tersebut. Tapi piskopat memiliki potensi bahaya yang lebih besar, karena rasa bersalah mereka yang sangat sedikit sehubungan dengan tindakan mereka.

Seorang psikopat juga memiliki kemampuan untuk melepaskan diri dari tindakan mereka. Tanpa adanya keterlibatan emosi, setiap rasa sakit dan penderitaan tidak berarti apa-apa bagi seorang psikopat. Kebanyakan pelaku pembunuhan berantai adalah seorang psikopat.

Yang perlu diingat adalah tidak semua orang yang kita sebut sebagai psikopat dan sociopat melakukan tindakan kekerasan. Kekerasan bukan sesuatu yang harus ada dalam kepribadian psikopat dan sosipat, tapi memang sering terjadi.

Gejala psikopat dan sosiopat pada anak-anak

Gejala psikopat dan sosiopat biasanya dapat dilihat pada masa anak-anak. Kebanyakan orang yang didiagnosa memiliki gangguan jiwa pada saat dewasanya cenderung memiliki pola perilaku tertentu. Mereka biasanya mudah untuk melanggar hak-hak dasar dan keamanan orang lain. Mereka sering melanggar aturan, bahkan hukum dan norma sosial sebagai seorang anak-anak.

Psikolog menyebut perilaku anak-anak ini sebagai gangguan perilaku. Gangguan prilaku terdiri dari empat kategori masalah prilaku:
  • Agresifitas terhadap orang lain dan hewan
  • Perusakan properti
  • Penipuan dan pencurian
  • Pelanggaran serius terhadap aturan.
Jika anda melihat gejala-gejala ini (dan gejala spesifik gangguan prilaku) pada seorang anak atau remaja, kemungkinan besar mereka miliki gangguan kepribadian antisosial.

Kesimpulan

Psikopat dan sosiopat adalah dua kondisi kepribadian yang berbeda yang biasanya digunakan untuk menyebut orang-orang dengan gangguan kepribadian antisosial. Hingga 3% populasi didiagnosa memiliki gangguan kepribadian antisosial. Gangguan ini lebih umum ditemukan pada laki-laki dan lebih sering terlihat pada orang-orang yang terekspos alkohol atau masalah kekerasan, atau dalam kondisi lingkungan seperti penjara. Psikopat cenderung lebih manipulatif, orang lain melihatnya sebagai orang yang ramah, bisa menjalani kehidupan normal, dan dapat meminimalkan resiko tindak kejahatan yang merugikan dirinya. Sosiopat cenderung menjalani kehidupan yang tidak menentu, mudah marah, dan tidak mampu menjalani kehidupan yang normal. Saat seorang sosipat terlibat dalam sebuah tindak kriminal, mereka melakukannya secara serampangan tanpa memikirkan resiko untuk dirinya.
Sumber: http://psychcentral.com/
Artikel terkait:
Baca juga dari blog Jurusan Kuliah:
Enter your email address to get update from Sersan Tips.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

Copyright © 2013. Tips Sersan - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger